Jumat, 18 November 2011

Aim Oh Aim (Part II)

“Aku sayang kamu.” Dalam hatiku bicara sambil menatap Aim.
“Kamu yang suka main disini juga kan?” Tanya Aim.
“Hah? Hmm..”
“Iya, kamu suka nongkrong disini juga kan sama temen-temen kamu?”
“Lah, kok kamu tau deh?”
“Aku sering liat kamu. Rumah kamu di deket sini?”
“Enggak im, rumah aku agak jauh.”
“Nanti pulangnya sama aku aja ya?”
“Hah?? Hmm.. iya iya im.”
Aku selalu memimpikan kejadian ini dan sekarang menjadi kenyataan. Berjalan menyusuri keramaian mall dengan penuh senyuman bangga. Lucu memang, tapi ini benar-benar nyata. Ternyata Aim dering melihatku di tempat itu, sulit diperccaya. Selama ini aku selalu melihatnya di layar kaca, sekarang Aim berada di samping aku dan jalan bersama, berdua bersama Aim. Wangi parfum Aim membuat aku ingin memeluknya, tapi itu tidaklah mungkin.
Sesampai di mobil, Aim selalu membicarakan tentang kesibukannya menjadi seorang Selebritis. Tidak hanya itu, Aim juga menanyakan apa saja kegiatan yang aku lakukan selain sekolah. Aku semakin yakin untuk mengatakan rasa sayangku ini kepadanya. Tapi tunggu dulu. Aku melihat foto yang sangat mesra di dashboard mobil Aim. Aku hamper meneteskan air mata, tapi aku menahannya. Aku tahan air mata ini karena aku sadar, aku hanya seorang dari kalangan biasa bukan dari kalangan Selebritis seperti Aim.
“Kenapa Ga? Kok kamu diem aja?” Tanya Aim.
“Enggak apa-apa im.” Jawabku terbata.
“Ada apa sih? Bilang aja. Apa aku salah mgomong?”
“Hmm aku cumin pengin Tanya aja ke kamu. Foto ini sama siapa?” Tanyaku penasaran.
“Hahaha… oh foto ini? Foto ini aku sama mantan aku. Kenapa? Kaget ya?”
“Apa?? Mantan??”
“Ssshhh…. Rahasiain ya, apa yang kamu liat semua.”
“Ooh, iya iya. Pasti aku rahasiain kok.”
“Soalnya jangan sampe ada yang tau masalah ini.”
“Oke de im. Yaudah aku turun disini aja.”
“Oh disini ya?”
“iya iya. Makasih ya im.”
“Iya sama-sama, inget yang aku bilang ya? Sampai ketemu lagi Tiga.”
Percaya atau tidak percaya, tapi memang itu yang aku lihat. Aku hanya tersenyum dan tertawa kecil. Merebahkan badanku di tempat tidurdan mencoba untuk memejamkan mata. Sambil mengingat apa yang aku liat di dalam mobil Aim. Aku tetap sayang dan mengidolakan Aim, walaupun aku sudah tau kalo Aim itu penyuka sesama jenis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar